Jumat, 17 Februari 2012

Take Video Klip



Ini merupakan beberapa gambar poto saat pembuatan video klip "Cinta Lama" by Trygve yang dilakukan pada awal bulan Desember 2011 lalu.
Ada video Behind The Scene juga nih...





Ini beberapa scene video klipnya.

tim artistik lagi setting. Ini talentnya yang pake kaos biru lagi diajarin cara megang kuas lukisnya, biar gak salah nantinya.

Ini tempat para Talent di make up & ganti kostum. Cewek pake baju item-item itu yang megang make up.
Ini dia para lighting man. Mereka pada sarung tangan, biar nggak hot tangannya. Bosnya malah cuma ngeliatin aja tuh, tolak pinggang pula.hha
ini tempat perform bandnya... Tuh liat, pak DOP lagi nyetting kameranya, biar joss. kalo diliat semerawut ya tempatnya. Banyak kabel dimana-mana.

Ini settingan tempat pas Flashback & perform vocalist sendirian. Tapi enak juga ya buat istirahat sambil makn dan poto-poto. :D

sebelum mulai take, yukkk qta doa dulu... Tapi kok malah pada bercanda ya.hha dasar...   

Kamis, 16 Februari 2012

Rokok Itu Rokok


Banyak yang mengatakan bagi penikmat rokok adalah rokok itu sumber kenikmatan untuk menghilangkan stress atau beban pikiran. Tapi apakah iya hanya dengan merokok itu dapat membuat stress hilang? Mungkin itu hanyalah sebuah sugesti dari pikiran kita. Percaya atau tidak, ya itu memang hanya sebuah rokok.

Rokok yang berbentuk lonjong dengan gulungan kertas dan berisikan tembakau itu, saat ini menjadi gaya hidup yang paling idola selain narkoba dan free sex. Semua kalangan, baik remaja dan dewasa mengganggap rokok itu sebuah kebutuhan. Bahkan anak kecil pun sudah ada yang mencoba untuk merokok. Luar biasanya virus rokok yang menyebar begitu cepat.

Rokok yang biasanya dianggap sebagai kebutuhan pria pun, sekarang sudah begitu banyak wanita yang membutuhkannya. Entah itu sebagai lambang pergaulan atau keseksian, yang pasti rokok kini sudah jadi hak siapa pun yang membutuhkannya.

Apa sih yang membuat orang-orang membutuhkan rokok? Aku mencoba mengamati orang-orang di sekitaranku. Banyak yang mengatakan rokok itu sebagai penghilang stress.  Apa iya menurutku. Bagiku itu salah, coba bayangkan saja. Jika rokok sebagai penghilang stress. Lalu mengapa masih banyak orang-orang gila yang berkeliaran. Memang antara stress dan gila itu berbeda. Namun gila itu berawal dari stress bagiku. Bila rokok adalah obat penghilang stress, mesti berapa banyak stok di rumah sakit jiwa menyediakan rokok untuk orang stress itu semua.

Itu bayangannya baru untuk rumah sakit jiwa. Coba sekarang yang gampangnya saja. Orang pecandu rokok sudah banyak, alasannya yang mengatakan sebagai penghilang stress juga banyak, yang bilang sumber inspirasi juga banyak, yang bilang keren juga banyak, dan masih banyak lagi yang menganggap rokok itu barang hebat. Nah, sekarang kalau kita balik. Rokok di dunia ini tiba-tiba hilang dari muka bumi. Apa yang akan terjadi bagi mereka yang merokok? Banyak orang stress kah? Atau banyak orang yang tidak bisa berpikir atau bahkan banyak yang tidak percaya diri karena tidak sudah keren lagi. Lucu kan kalau sudah gitu. Jadi sekarang anda harus berpikir tentang diri anda sendiri, betapa lucunya anda yang membutuhkan rokok.

Rokok itu tidak membius. Namun yang membius itu dari diri kita sendiri, yang menganggap rokok itu enak. Sehingga kata enak itu menjadi sebuah kebutuhan yang terus dicari.

Yuk mulai sekarang kita perangi rokok. Jangan dari omongan, tapi dari hati dan tindakan...

Proses Belajar


Kadangkala banyak orang yang tidak merasa akan kesalahan tindakannya. Seharusnya berjalan lancar namun karena ulahnya yang tak berpikir panjang dan terlalu bodoh, itu berakibat pada kinerja yang lain.

Aku punya pengalaman, dimana aku mengerjakan sebuah projek editing. Aku merasa tidak ada hambatan bila aku mengerjakannya seorang diri tanpa didampingi. Namun mengapa setiap ada si X yang menemani kok justru malah berantakan. Yang dibilang  tidak inilah, tidak itulah. Bagiku itu sangat mengganggu target kerjaanku. Yang seharusnya hari ini selesai sesuai targetku, namun malah tertunda karena ulahnya.

Sebenarnya aku bingung sama ulahnya yang justru bikin kerjaanku kacau. Dia tidak bisa memberiku apa-apa yang aku mau, tapi dia punya banyak kemauan dari aku. Aku sudah sangat sabar sama kelakuannya. Pantas saja orang mengganggap dia rendah, ya itu karena tingkahnya sendiri yang membuat citranya buruk.

Ini sudah keberapa kalinya aku tidak melakukan ngedit karena ulahnya yang aneh. Seperti aku diminta menemaninya untuk menonton sebuah acara dan meninggalkan editan, pindah tempat cuma karena tidak bisa install yang belum jelas, hingga akhirnya pindah tempat dan ternyata tempat itu tidak bisa dipakai.

Bagiku itu sudah buang waktuku saja. Aku bingung sebenarnya, editan ini memang bagian job aku. Tapi kenapa cuma aku yang ngerasa harus bertanggung jawab sama dengan hal itu. Padahal ini merupakan kerja tim, yang dari proses pra, produksi, dan pasca seharusnya dilakukan dan dipertanggungjawabkan bersama. Namun disini aku hanya merasa, mulai dari pra dan produksi saja yang dilakukan bersama. Sedangkan pascanya aku harus tanggung sendiri.

Ya memang dalam hal editing tak perlu banyak orang. Tapi setidaknya bagiku harus adanya rasa bersama. Setidaknya cukup dengan menemani saja sudah cukup. Tidak lebih dari itu. Karena kita ini masih dalam proses belajar kawan. Jadi aku anggap projek produksi ini adalah projek miliknya, bukan milik bersama.

About Me

Foto Saya
Danu Arianto
Hai... Aku memanggil diriku sendiri dengan sebutan DNA. Asalnya sih dari namaku sendiri (D)a(N)u (A)rianto. Walaupun terkesan maksa, tapi lumayan banyak yang inget sama ID-ku ini :D jadi panggil aku DNA... Namaku Danu, kalau kata mamahku. Nama Danu itu diambil dari nama salah satu tokoh peran sandiwara yang dulu masih lewat Radio, namanya Kaman Danu. Mamahku dulu suka sama cerita drama tersebut. Maka pelampiasannya itu lari ke namaku, Danu. :)) Mengapa aku memakai kata Blangkon? Ya mungkin itu jadi pertanyaan tersendiri. Di sini aku juga menjabarkan dikit mengapa aku memilih kata itu. Blangkon itu kan sebenarnya penutup kepala seperti topi, tapi versinya orang-orang Jawa. Nah, berhubungan dengan orang Jawa. Saat aku membuat blog ini, aku sedang berada di DI Yogyakarta. Kan blangkon itu sendiri menjadi ciri khas Jogja. Bentuknya pun unik dan elegan bila dipakai. Oleh karenanya aku memilih nama Blangkon. Blangkon itu penutup kepala pria khas Jawa dan DNA itu asal namaku. Jadi, Blangkon DNA itu cerita ala Danu yang menjadi ciri khas tentang kesehariannya yang unik. :)
Lihat profil lengkapku








Terima Kasih - Thank You - Matur Nuwun