Kamis, 16 Februari 2012

Rokok Itu Rokok


Banyak yang mengatakan bagi penikmat rokok adalah rokok itu sumber kenikmatan untuk menghilangkan stress atau beban pikiran. Tapi apakah iya hanya dengan merokok itu dapat membuat stress hilang? Mungkin itu hanyalah sebuah sugesti dari pikiran kita. Percaya atau tidak, ya itu memang hanya sebuah rokok.

Rokok yang berbentuk lonjong dengan gulungan kertas dan berisikan tembakau itu, saat ini menjadi gaya hidup yang paling idola selain narkoba dan free sex. Semua kalangan, baik remaja dan dewasa mengganggap rokok itu sebuah kebutuhan. Bahkan anak kecil pun sudah ada yang mencoba untuk merokok. Luar biasanya virus rokok yang menyebar begitu cepat.

Rokok yang biasanya dianggap sebagai kebutuhan pria pun, sekarang sudah begitu banyak wanita yang membutuhkannya. Entah itu sebagai lambang pergaulan atau keseksian, yang pasti rokok kini sudah jadi hak siapa pun yang membutuhkannya.

Apa sih yang membuat orang-orang membutuhkan rokok? Aku mencoba mengamati orang-orang di sekitaranku. Banyak yang mengatakan rokok itu sebagai penghilang stress.  Apa iya menurutku. Bagiku itu salah, coba bayangkan saja. Jika rokok sebagai penghilang stress. Lalu mengapa masih banyak orang-orang gila yang berkeliaran. Memang antara stress dan gila itu berbeda. Namun gila itu berawal dari stress bagiku. Bila rokok adalah obat penghilang stress, mesti berapa banyak stok di rumah sakit jiwa menyediakan rokok untuk orang stress itu semua.

Itu bayangannya baru untuk rumah sakit jiwa. Coba sekarang yang gampangnya saja. Orang pecandu rokok sudah banyak, alasannya yang mengatakan sebagai penghilang stress juga banyak, yang bilang sumber inspirasi juga banyak, yang bilang keren juga banyak, dan masih banyak lagi yang menganggap rokok itu barang hebat. Nah, sekarang kalau kita balik. Rokok di dunia ini tiba-tiba hilang dari muka bumi. Apa yang akan terjadi bagi mereka yang merokok? Banyak orang stress kah? Atau banyak orang yang tidak bisa berpikir atau bahkan banyak yang tidak percaya diri karena tidak sudah keren lagi. Lucu kan kalau sudah gitu. Jadi sekarang anda harus berpikir tentang diri anda sendiri, betapa lucunya anda yang membutuhkan rokok.

Rokok itu tidak membius. Namun yang membius itu dari diri kita sendiri, yang menganggap rokok itu enak. Sehingga kata enak itu menjadi sebuah kebutuhan yang terus dicari.

Yuk mulai sekarang kita perangi rokok. Jangan dari omongan, tapi dari hati dan tindakan...

0 komentar :

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Danu Arianto
Hai... Aku memanggil diriku sendiri dengan sebutan DNA. Asalnya sih dari namaku sendiri (D)a(N)u (A)rianto. Walaupun terkesan maksa, tapi lumayan banyak yang inget sama ID-ku ini :D jadi panggil aku DNA... Namaku Danu, kalau kata mamahku. Nama Danu itu diambil dari nama salah satu tokoh peran sandiwara yang dulu masih lewat Radio, namanya Kaman Danu. Mamahku dulu suka sama cerita drama tersebut. Maka pelampiasannya itu lari ke namaku, Danu. :)) Mengapa aku memakai kata Blangkon? Ya mungkin itu jadi pertanyaan tersendiri. Di sini aku juga menjabarkan dikit mengapa aku memilih kata itu. Blangkon itu kan sebenarnya penutup kepala seperti topi, tapi versinya orang-orang Jawa. Nah, berhubungan dengan orang Jawa. Saat aku membuat blog ini, aku sedang berada di DI Yogyakarta. Kan blangkon itu sendiri menjadi ciri khas Jogja. Bentuknya pun unik dan elegan bila dipakai. Oleh karenanya aku memilih nama Blangkon. Blangkon itu penutup kepala pria khas Jawa dan DNA itu asal namaku. Jadi, Blangkon DNA itu cerita ala Danu yang menjadi ciri khas tentang kesehariannya yang unik. :)
Lihat profil lengkapku








Terima Kasih - Thank You - Matur Nuwun