Sabtu, 12 November 2011

Pengalaman Setahun Merapi 1


Sebenarnya nggak pernah nyangka kalau bisa ngelihat & ngalamin bencana apa yang namanya gunung meletus. Kenapa? Ya karena kampung halamanku bukan tempat tinggal yang dekat sama gunung. Jadinya nggak pernah kepikiran kalau bisa ngelihat secara langsung gimana gunung meletus. Tapi hal itu berbeda saat aku ada di kota ini (Jogja). Aku bisa melihat gunung meletus secara langsung. 

Kejadian ini sebenarnya sudah setahun yang lalu. Dimana Gunung Merapi yang ada di perbatasan antara Yogyakarta & Jawa Tengah meletus pada 26 Oktober 2010. Hal pertama yang dirasa saat itu adalah kagum. Karena apa? Karena tadi yang aku ceritain diawal. Tapi selain kagum, aku pun sedikit was-was. Wajarlah ya namanya juga ada bencana.hha...

Sejak awal meletus sering ada hujan abu. Jadinya kemana-mana wajib pakai masker (penutup mulut). Sudah banyak pula warga lereng Merapi yang diungsikan. Sampai pada akhirnya, ku ingat pada 4 November 2010 malam, saat dikampus lagi rapat makrab HMJ. Teman yang lagi ada diluar bilang, langitnya terang (merah). Mungkin itu pengaruh dari abu merapi ya... Dan suara gemuruh merapi pun terus kedengaran, yang bikin hati dag-dig-dug... L ditambah adanya yang ngerasa gempa kecil yang bikin tambah gak karuan.hhuu... Suasana rapat saat itu benar-benar gak karuan. Gak lama, ada yang dapat SMS dari orang rumahnya, “Di daerah Prambanan udah kedengeran suara Merapi......” wah, rapat langsung dibubarin dan semua langsung pada pulang. Aku benar-benar takut saat itu.

Akupun sedikit tenang karena sudah sampai kost. Dan aku langsung ke rumah pakdeku untuk melihat berita di TV. Dan ternyata benar, Merapi meletus hebat pada 5 Nov 2010. Banyak warga merapi yang harus ngungsi ke bawah, karena area waspada 25 KM dari Merapi (kalau ga salah). Keadaannya rusuh banget di jalan malam itu. Hal itu semakin buat aku takut tidur malam itu. Mungkin karena capek & ngantuk, akhirnya tidur juga. Gak lama, aku dibangunin sama saudaraku. Aku disuruh lihat yang namanya hujan pasir. Waaawww... bagiku luar biasa banget sampai bisa ngerasain hujan pasir yang berwarna hitam.

Paginya aku bangun dengan keadaan yang sudah agak tenang. Dilihat HP-ku, ada beberapa SMS dan panggilan tak terjawab dari teman & saudaraku yang ngungsi. Mereka ingin mampir ditempatku, cuma saat itu aku tidurnya terlalu nyenyak jadi gak dengar,hhehe maaf ya... 


0 komentar :

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Danu Arianto
Hai... Aku memanggil diriku sendiri dengan sebutan DNA. Asalnya sih dari namaku sendiri (D)a(N)u (A)rianto. Walaupun terkesan maksa, tapi lumayan banyak yang inget sama ID-ku ini :D jadi panggil aku DNA... Namaku Danu, kalau kata mamahku. Nama Danu itu diambil dari nama salah satu tokoh peran sandiwara yang dulu masih lewat Radio, namanya Kaman Danu. Mamahku dulu suka sama cerita drama tersebut. Maka pelampiasannya itu lari ke namaku, Danu. :)) Mengapa aku memakai kata Blangkon? Ya mungkin itu jadi pertanyaan tersendiri. Di sini aku juga menjabarkan dikit mengapa aku memilih kata itu. Blangkon itu kan sebenarnya penutup kepala seperti topi, tapi versinya orang-orang Jawa. Nah, berhubungan dengan orang Jawa. Saat aku membuat blog ini, aku sedang berada di DI Yogyakarta. Kan blangkon itu sendiri menjadi ciri khas Jogja. Bentuknya pun unik dan elegan bila dipakai. Oleh karenanya aku memilih nama Blangkon. Blangkon itu penutup kepala pria khas Jawa dan DNA itu asal namaku. Jadi, Blangkon DNA itu cerita ala Danu yang menjadi ciri khas tentang kesehariannya yang unik. :)
Lihat profil lengkapku








Terima Kasih - Thank You - Matur Nuwun