Kejadian ini sbenarnya sudah lama pas waktu aku kelas 3 SMA.
Ya namanya juga masa-masa putih abu, pasti ada saja yang namanya hal bodoh
kalau boleh dikata. Kalau ini sih tentang kertas ulangan. Bukan nyontek atau
apa, tapi saat itu pengen berpikir lebih jauh. Tapi malah berakhir salah
tingkah. Emang gimana sih ceritanya, coba kita lihat yuk...
Saat itu lagi dekat sama yang namanya Ujian Akhir Semester
(UAS). Biasalah saat-saat seperti itu banyak guru yang ngasih soal ulangan buat
latihan ujian akhir. Jadi mau nggak mau setiap pelajaran pasti ulangan.
Pelajaran yang satu ini biasanya dilakukan di lab. komputer
karena menuntut untuk praktek, namun entah kenapa hari itu kita di kelas dan
berhadapan dengan kertas ulangan. Siapa sih yang mau dikasih ujian secara
mendadak, yang secara pemberitahuan dahulu saja itu belum tentu mau. J
Karena kami rasa ujiannya juga tentang praktek yang selama
ini kita jalani, itu nggak jadi soal susah. Kita pun dibagikan kertas ulangan
satu per satu. Aku dan teman sebangku ku sebut saja Endut (sapaan yang biasa
aku lontarkan) sudah memegang kertas ujian itu. Kami langsung mengerjakan soal
itu dengan santai. Nggak luput juga sih lirik sana sini, namanya juga sudah
jadi budaya. J
Ok, ulangan selesai akhirnya kami kerjakan. Nggak tahu ini
dapat bisikan setan atau emang sekedar iseng saja, aku ngomong ke Endut.
“Dut, biasanya kan kalau ujian tertulis Komputer tuh kan
soalnya dari ulangan harian ya. Gimana kalau kita ambil satu, terus nanti kita
potokopi ke anak-anak buat bahan ujian besok.” Bisikku.
Temenku pun mengiyakan, walaupun memang rada ragu. Jujur aku
pun saat itu ragu. Baru kali ini aku berpikir seperti itu khayalku.
“Yaudah tapi lo yang ngumpetin ya Dan!” jawab dia.
Yasudahlah aku pikir. Dengan ragu-ragu dan belaga santai,
kertas ulangannya aku masukkan ke kolong meja. Sampai kondisinya benar-benar
aman, baru aku masukkan ke tasku.
Ya, waktunya habis itu kata guruku yang memang menyebalkan.
Tiap barisan dikumpulkan ketas jawaban dan kertas ulangannya. Aku dan Endut pun
sebenarnya masih tersenyum takut. Bisa dibayangkan dong ya.
Tiba-tiba... Nggak kepikiran sama sekali tentang satu hal
ini. Apa itu? Ternyata sang guru menghitung kertas soal ulangannya. Aku dan
temanku nggak habis pikir bingungnya. Kita berdua salah tingkah setengah mati.
Guru itu sudah menghitung sebelumnya jumlah kertasnya dan ternyata kurang satu.
Waawww... kalau boleh saat itu aku teriak. Ketua kelas disuruh
oleh guru buat menggeledah tas dan meja tiap murid. Coba apa rasanya? Yang saat
itu kertas ulangannya ada di tasku. Oh Tuhan...
tolong aku...!!! mungkin salah satu doaku saat itu.
Akhirnya dengan cuek dan cepat, aku keluarkan kertas
ulangannya ke kolong meja. Sialnya teman dibelakangku melihat itu, dan langsung
saja aku pelototin ke arahnya. Mungkin itu hal terbodoh yang pernah aku
lakukan. Lalu aku menceritakan sekilas kepada temanku itu yang bernama Ubay.
Aku bilang, diam-diam saja kertas ini buat bahan ujian kita nanti. Ubay pun
diam dan nurut saja walaupun aku tahu dia pasti merasa takut juga ketahuan guru
itu. :)
Setelah aku beritahu Ubay, guru itu tiba–tiba ngomong.
“kalian nggak usah ngambil kertasnya, nanti juga akan saya kasih ke kalian buat
bahan kalian belajar ujian akhir.”
Hah... kataku dalam hati. Kalau gitu nggak usah repot-repot
aku ambil soal itu. Tapi lucunya lagi, pas ketua kelas mau cek tas dan mejaku.
Aku pamit ke toilet, namun pas di depan pintu aku ngelihat guru killer sudah
menanti di depan kelas. Karena setelah pelajaran komputer, guru killer inilah
yang mengisi. Aku balik lagi ke dalam kelas, karena takut telat masuk saat
pelajaran killer itu. Temanku ku saja sampai ketawa melihatku balik lagi. Memang
mungkin aku harus di cek kali ya. Saat ketua kelas itu mengecek, ku tahu dia
ngelihat kertas itu, tapi sama hal dengan Ubay, Kevin ketua kelas itu aku
pelototin. Dan dia pun nurut saja. ^^
Karena ketua kelas nggak berhasil nemuin itu soal ulangan,
akhirnya gurunya yang turun tangan langsung. Ya ampun... apalagi cobaan yang
akan aku hadapi cuma gara-gara selembar kertas ulangan. guru itu melakukannya
dengan cara berjabat tangan, dia tahu kalau denyut nadi kita cepat itu berarti
kita lagi takut.
Akhirnya guru itu sudah berjabat tangan dengan semuanya. Dan
dia mengambil kesimpulan kertasnya ada diantara meja Ubay dan meja ku lah. Kita
berempat sekilas kaget bukan main. Aku, Endut, Ubay dan Kuncung teman sebangku
Ubay. Pas lagi rame-ramenya kelas, kita coba sedikit diskusi. Akhirnya aku
keluarkan itu kertas ulangan dengan pura-pura jatuh diantara meja aku dan meja
Ubay. Dan mereka sekelas pun percaya. Teman-temanku saat itu malah menuduh Ubay
yang mengambilnya. Ya Tuhan... bodoh banget aku saat itu.
Jangan ditiru ya Sobat DNA..
Salam blangkon....
0 komentar :
Posting Komentar