Sabtu, 16 Juni 2012

Gara-Gara Kertas Ulangan


Kejadian ini sbenarnya sudah lama pas waktu aku kelas 3 SMA. Ya namanya juga masa-masa putih abu, pasti ada saja yang namanya hal bodoh kalau boleh dikata. Kalau ini sih tentang kertas ulangan. Bukan nyontek atau apa, tapi saat itu pengen berpikir lebih jauh. Tapi malah berakhir salah tingkah. Emang gimana sih ceritanya, coba kita lihat yuk...

Saat itu lagi dekat sama yang namanya Ujian Akhir Semester (UAS). Biasalah saat-saat seperti itu banyak guru yang ngasih soal ulangan buat latihan ujian akhir. Jadi mau nggak mau setiap pelajaran pasti ulangan.
Pelajaran yang satu ini biasanya dilakukan di lab. komputer karena menuntut untuk praktek, namun entah kenapa hari itu kita di kelas dan berhadapan dengan kertas ulangan. Siapa sih yang mau dikasih ujian secara mendadak, yang secara pemberitahuan dahulu saja itu belum tentu mau. J

Karena kami rasa ujiannya juga tentang praktek yang selama ini kita jalani, itu nggak jadi soal susah. Kita pun dibagikan kertas ulangan satu per satu. Aku dan teman sebangku ku sebut saja Endut (sapaan yang biasa aku lontarkan) sudah memegang kertas ujian itu. Kami langsung mengerjakan soal itu dengan santai. Nggak luput juga sih lirik sana sini, namanya juga sudah jadi budaya. J

Ok, ulangan selesai akhirnya kami kerjakan. Nggak tahu ini dapat bisikan setan atau emang sekedar iseng saja, aku ngomong ke Endut.
“Dut, biasanya kan kalau ujian tertulis Komputer tuh kan soalnya dari ulangan harian ya. Gimana kalau kita ambil satu, terus nanti kita potokopi ke anak-anak buat bahan ujian besok.” Bisikku.
Temenku pun mengiyakan, walaupun memang rada ragu. Jujur aku pun saat itu ragu. Baru kali ini aku berpikir seperti itu khayalku.
“Yaudah tapi lo yang ngumpetin ya Dan!” jawab dia.
Yasudahlah aku pikir. Dengan ragu-ragu dan belaga santai, kertas ulangannya aku masukkan ke kolong meja. Sampai kondisinya benar-benar aman, baru aku masukkan ke tasku.

Ya, waktunya habis itu kata guruku yang memang menyebalkan. Tiap barisan dikumpulkan ketas jawaban dan kertas ulangannya. Aku dan Endut pun sebenarnya masih tersenyum takut. Bisa dibayangkan dong ya.
Tiba-tiba... Nggak kepikiran sama sekali tentang satu hal ini. Apa itu? Ternyata sang guru menghitung kertas soal ulangannya. Aku dan temanku nggak habis pikir bingungnya. Kita berdua salah tingkah setengah mati. Guru itu sudah menghitung sebelumnya jumlah kertasnya dan ternyata kurang satu.

Waawww... kalau boleh saat itu aku teriak. Ketua kelas disuruh oleh guru buat menggeledah tas dan meja tiap murid. Coba apa rasanya? Yang saat itu kertas ulangannya ada di tasku. Oh Tuhan...  tolong aku...!!! mungkin salah satu doaku saat itu.

Akhirnya dengan cuek dan cepat, aku keluarkan kertas ulangannya ke kolong meja. Sialnya teman dibelakangku melihat itu, dan langsung saja aku pelototin ke arahnya. Mungkin itu hal terbodoh yang pernah aku lakukan. Lalu aku menceritakan sekilas kepada temanku itu yang bernama Ubay. Aku bilang, diam-diam saja kertas ini buat bahan ujian kita nanti. Ubay pun diam dan nurut saja walaupun aku tahu dia pasti merasa takut juga ketahuan guru itu. :)

Setelah aku beritahu Ubay, guru itu tiba–tiba ngomong. “kalian nggak usah ngambil kertasnya, nanti juga akan saya kasih ke kalian buat bahan kalian belajar ujian akhir.”

Hah... kataku dalam hati. Kalau gitu nggak usah repot-repot aku ambil soal itu. Tapi lucunya lagi, pas ketua kelas mau cek tas dan mejaku. Aku pamit ke toilet, namun pas di depan pintu aku ngelihat guru killer sudah menanti di depan kelas. Karena setelah pelajaran komputer, guru killer inilah yang mengisi. Aku balik lagi ke dalam kelas, karena takut telat masuk saat pelajaran killer itu. Temanku ku saja sampai ketawa melihatku balik lagi. Memang mungkin aku harus di cek kali ya. Saat ketua kelas itu mengecek, ku tahu dia ngelihat kertas itu, tapi sama hal dengan Ubay, Kevin ketua kelas itu aku pelototin. Dan dia pun nurut saja. ^^

Karena ketua kelas nggak berhasil nemuin itu soal ulangan, akhirnya gurunya yang turun tangan langsung. Ya ampun... apalagi cobaan yang akan aku hadapi cuma gara-gara selembar kertas ulangan. guru itu melakukannya dengan cara berjabat tangan, dia tahu kalau denyut nadi kita cepat itu berarti kita lagi takut. 
Akhirnya guru itu sudah berjabat tangan dengan semuanya. Dan dia mengambil kesimpulan kertasnya ada diantara meja Ubay dan meja ku lah. Kita berempat sekilas kaget bukan main. Aku, Endut, Ubay dan Kuncung teman sebangku Ubay. Pas lagi rame-ramenya kelas, kita coba sedikit diskusi. Akhirnya aku keluarkan itu kertas ulangan dengan pura-pura jatuh diantara meja aku dan meja Ubay. Dan mereka sekelas pun percaya. Teman-temanku saat itu malah menuduh Ubay yang mengambilnya. Ya Tuhan... bodoh banget aku saat itu.

Jangan ditiru ya Sobat DNA..

Salam blangkon....

0 komentar :

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Danu Arianto
Hai... Aku memanggil diriku sendiri dengan sebutan DNA. Asalnya sih dari namaku sendiri (D)a(N)u (A)rianto. Walaupun terkesan maksa, tapi lumayan banyak yang inget sama ID-ku ini :D jadi panggil aku DNA... Namaku Danu, kalau kata mamahku. Nama Danu itu diambil dari nama salah satu tokoh peran sandiwara yang dulu masih lewat Radio, namanya Kaman Danu. Mamahku dulu suka sama cerita drama tersebut. Maka pelampiasannya itu lari ke namaku, Danu. :)) Mengapa aku memakai kata Blangkon? Ya mungkin itu jadi pertanyaan tersendiri. Di sini aku juga menjabarkan dikit mengapa aku memilih kata itu. Blangkon itu kan sebenarnya penutup kepala seperti topi, tapi versinya orang-orang Jawa. Nah, berhubungan dengan orang Jawa. Saat aku membuat blog ini, aku sedang berada di DI Yogyakarta. Kan blangkon itu sendiri menjadi ciri khas Jogja. Bentuknya pun unik dan elegan bila dipakai. Oleh karenanya aku memilih nama Blangkon. Blangkon itu penutup kepala pria khas Jawa dan DNA itu asal namaku. Jadi, Blangkon DNA itu cerita ala Danu yang menjadi ciri khas tentang kesehariannya yang unik. :)
Lihat profil lengkapku








Terima Kasih - Thank You - Matur Nuwun