Minggu, 13 Januari 2013

Sang Senior



Mungkin satu kata ini sering didengar baik di dunia pendidikan maupun kerja. Kali ini aku bukan mau ngebahas tentang senior di dunia pendidikan. Melainkan senior di sebuah dunia kerja.

Mengapa aku ingin ngebahas ini? Mungkin aku cuma mau sharing saja bagaimana senior itu kerja. Aku saat ini masih bekerja di sebuah media televisi. Dimana aku menjadi bagian dari tim produksi. Dan di tim produksi itu sendiri bukan hanya aku, namum beberapa rekan lainnya.

Diantara tim produksi programku itu hanya aku yang junior. Aku bukan tidak suka jadi junior, namun aku yakin dunia itu berputar dari junior bisa menjadi senior. Kalau aku melihat kedudukan seorang senior itu seakan enak. Mengapa? Karena aku merasa mereka selalu melimpahkan kerjaan kepada junior. Namun apa semua senior seperti itu? Aku rasa tidak dan tergantung bagaimana sikap keprofesionalitasan dari pribadinya.

Sebenarnya aku mengalaminya sendiri, bagaimana tugas dan tanggung jawab masing-masing sudah dibagikan dan ditunjuk oleh Bos (Produser), namun senior tak menjalankannya melainkan selalu mengandalkan tenaga sang junior. Padahal pekerjaannya itu simpel dan mudah yang tidak membutuhkan waktu dan tenaga banyak.

Melimpahkan pekerjaan yang seharusnya itu menjadi tanggung jawab senior kepada junior itu sudah hal biasa. Biasanya dengan alasan agar terbiasa dan bisa. Sebenarnya alasan itu bukan alasan utama. Yang paling utama adalah malas.

Bagiku selagi itu masih bisa dikerjakan kenapa tidak dikerjakan. Mengapa harus melempar pekerjaan ke orang lain. Terkecuali ada kendala yang membuat sang senior itu benar-benar tak mampu mengerjakannya. Lalu bagaimana jika sang junior melemparkan pekerjaannya atau halusnya meminta tolong bantuan kepada senior? Bagaimana ya respon dari sang senior? (mengangkat bahu)


Salam blangkon...


0 komentar :

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Danu Arianto
Hai... Aku memanggil diriku sendiri dengan sebutan DNA. Asalnya sih dari namaku sendiri (D)a(N)u (A)rianto. Walaupun terkesan maksa, tapi lumayan banyak yang inget sama ID-ku ini :D jadi panggil aku DNA... Namaku Danu, kalau kata mamahku. Nama Danu itu diambil dari nama salah satu tokoh peran sandiwara yang dulu masih lewat Radio, namanya Kaman Danu. Mamahku dulu suka sama cerita drama tersebut. Maka pelampiasannya itu lari ke namaku, Danu. :)) Mengapa aku memakai kata Blangkon? Ya mungkin itu jadi pertanyaan tersendiri. Di sini aku juga menjabarkan dikit mengapa aku memilih kata itu. Blangkon itu kan sebenarnya penutup kepala seperti topi, tapi versinya orang-orang Jawa. Nah, berhubungan dengan orang Jawa. Saat aku membuat blog ini, aku sedang berada di DI Yogyakarta. Kan blangkon itu sendiri menjadi ciri khas Jogja. Bentuknya pun unik dan elegan bila dipakai. Oleh karenanya aku memilih nama Blangkon. Blangkon itu penutup kepala pria khas Jawa dan DNA itu asal namaku. Jadi, Blangkon DNA itu cerita ala Danu yang menjadi ciri khas tentang kesehariannya yang unik. :)
Lihat profil lengkapku








Terima Kasih - Thank You - Matur Nuwun