Senin, 16 September 2013

Bekerja Sesuai Porsi



Jika mendengar kalimat sesuai porsi, pasti enak didengar. Baik itu porsi makan, porsi tidur, porsi waktu maupun porsi bekerja. Kalau kali ini aku mau nulis tentang bekerja yang sesuai dengan porsi kita. Maksudnya sesuai dengan porsi kita ini bukan sesuai kemampuan kita, namun aku lebih menekankan ke arah apa yang menjadi kewajiban kita.

Bekerja sesuai porsi itu bukan berarti kita tidak mampu dihal lain atau apa. Tapi lebih menjalankan apa yang harus kita kerjaan. Jangan sampai kita mengambil porsi orang lain, tapi porsi kita sendiri malah berantakan. Nah itu yang parah dan jangan sampai terjadi.

Aku bukan tipe orang yang mau fokus di satu kerjaan saja, dalam arti aku ini tipe orang yang ingin berkembang. Tapi jika aku ditugaskan untuk fokus di satu bidang saja, aku pun tak menolak karena itu kerjaan yang dipercayakan kepadaku. Bukan berarti aku nyaman akan kerjaan tersebut, namun aku ingat ini adalah kepercayaan jadi harus dijalankan.

Kalau kepercayaan sudah diberikan, pastinya akan kita jalankan dengan penuh keyakinan. Berbeda dengan kerjaan yang tidak diberikan kepercayaan, itu jauh berbeda. Mungkin atasan akan merasa kurang puas akan hasil yang kita kerjakan, atau malah atasan menjadi tidak percaya lagi bila kita kerjaan hal yang bukan porsi kita. Jadi, kerjakan saja apa yang menjadi porsi kita hingga selesai. Lalu biarkan porsi lain dikerjaan oleh orang yang telah diberi kepercayaan tersebut. Jangan sampai ingin niat membantu malah kamu yang kena batunya, tapi bukan berarti tidak mau saling tolong menolong. Kalimat terakhir yang pas adalah kerja sesuai porsi itu enak dan bertanggung jawab. :)


Salam blangkon...

0 komentar :

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Danu Arianto
Hai... Aku memanggil diriku sendiri dengan sebutan DNA. Asalnya sih dari namaku sendiri (D)a(N)u (A)rianto. Walaupun terkesan maksa, tapi lumayan banyak yang inget sama ID-ku ini :D jadi panggil aku DNA... Namaku Danu, kalau kata mamahku. Nama Danu itu diambil dari nama salah satu tokoh peran sandiwara yang dulu masih lewat Radio, namanya Kaman Danu. Mamahku dulu suka sama cerita drama tersebut. Maka pelampiasannya itu lari ke namaku, Danu. :)) Mengapa aku memakai kata Blangkon? Ya mungkin itu jadi pertanyaan tersendiri. Di sini aku juga menjabarkan dikit mengapa aku memilih kata itu. Blangkon itu kan sebenarnya penutup kepala seperti topi, tapi versinya orang-orang Jawa. Nah, berhubungan dengan orang Jawa. Saat aku membuat blog ini, aku sedang berada di DI Yogyakarta. Kan blangkon itu sendiri menjadi ciri khas Jogja. Bentuknya pun unik dan elegan bila dipakai. Oleh karenanya aku memilih nama Blangkon. Blangkon itu penutup kepala pria khas Jawa dan DNA itu asal namaku. Jadi, Blangkon DNA itu cerita ala Danu yang menjadi ciri khas tentang kesehariannya yang unik. :)
Lihat profil lengkapku








Terima Kasih - Thank You - Matur Nuwun