Awalnya nggak bakal nyangka aku bisa ngalamin yang namanya benar-benar sakit hati terhadap suatu hal yang seharusnya memang nggak perlu sampai begini. Tapi yang namanya sakit hati pasti nggak sembarangan muncul gitu saja. Pasti ada sebab yang buat itu semua muncul.
Ya, emang benar ada penyebabnya. Aku ngalamin sakit hati ini saat menjalani sebagai ketua di salah satu UKM kampusku. Seharusnya senang yang dirasakan, tapi malah sebaliknya. Hal yang benar-benar nggak ku sangka.
Waktu itu aku dipercaya untuk menggantikan posisi sebagai ketua sementara, karena dengan alasan sang ketua sedang menjalani PKL. Ternyata tugasku saat itu sangatlah berat dibandingkan dengan tugas ketua aslinya. Gimana tidak, coba bayangkan aku disuruh mengumpulkan anggota dari angkatanku yang telah kecewa terhadap UKM ini karena kevakuman UKM ini selama satu tahun lebih. Aku dan teman-teman gagal, hanya beberapa anggota saja yang bisa kami ajak kembali.
Saat itu, memang aku dan teman-teman merasa dibuang begitu saja untuk pertama kalinya. Tidak ada kegiatan, tidak ada komunikasi, dan hal semacam itu lainnya. Jadi pantas untuk merasa kecewa.
Setelah mengumpulkan kembali anggota, kami disuruh mencari 6 berita dalam satu hari. Bagiku itu terlalu untuk sebuah UKM kecil yang lama vakum. Tugas ini diberikan dengan alasan untuk mendapatkan materi simulasi siaran. Kami mencoba mencari beritanya walaupun nggak semua berita didapat.
Aku ingat waktu itu, ini mungkin rangkaian dari sakit hatiku. Waktu itu aku disuru untuk melakukan cek alat. Ok aku lakukan, namun karena dia (pembimbing UKM) sedang ada acara jadi aku nunggu dia. Aku waktu itu menunggu di kontrakannya sambil menemani temanku ngedit. Dia saat itu datang sebentar, lalu pergi lagi utnuk membeli kabel. Saat pulang kembali ke kontrakan, ku disuruh memotong ID card untuk liputan. Aku mencletuk, “buat apa mas bikin kaya gini? Paling nggak dipake sama anak-anak.” Aku lupa dia saat itu bilang apa namun dengan nada sedikit marah. Karena aku nggak jadi cek alat, aku disuruh menyiapkan alat besok pagi jam 6 pagi. Padahal peliputan mulai jam 8 pagi. Padahal hari itu (Jumat) aku akan mengikuti workshop eagle award pukul 10 pagi bersama temanku. Namun karena telat aku jadi nggak mengikuti workshop itu yang telah aku idamkan sejak lama dan telah mengirim proposal lombanya.
Bukan itu saja, aku juga ingat. Waktu itu aku disuruh melakukan cek berita dari setiap peliput. Aku nggak terima, karena itu bukan tugasku secara tertulis. Itu seharusnya tugas kepala divisi news. Aku dengan tegas berkata, “mas, ini bukan bagianku. Di sini aku cuma jadi TD (Technical Director). Dan jelas-jelas di lembaran tata cara peliputan itu tertulis kepala divisi news yang harus ngelakuin.” Aku saat itu capek untuk selalu disalahkan. Akhirnya aku ketik ulang lembaran itu dan aku buat dengan lebih jelas bila ada tulisan kepala divisi news dengan bercetak tebal. Agar dia puas dan tahu siapa yang seharusnya bekerja sesuai job.
Tapi sakit hati nggak sampai disini saja, masih panjang perjalanan sakitku selama 3 bulan...
0 komentar :
Posting Komentar