Rabu, 28 Desember 2011

Tiga Bulan Sakit Hati 3


Cerita ini akan menjadi cerita yang penting. Aku tidak akan membeberkan semuanya, hanya beberapa saja yang mungkin itu membuat aku sakit hati. Kisah ini menjadi cerita menuju puncaknya atau klimaksnya.

Aku dan teman-teman angkatanku sudah berusaha untuk mengembalikan dan mengaktifkan lagi yang namanya UKM kampus ini. Aku dan teman-teman tidak muluk-muluk berkata jika kita telah sukses menjalankannya. Kami melakukan program dengan tidak adanya sebuah pendamping dari angkatan senior. Jujur aku kecewa banget sama angkatan satu tingkat di atasku, mereka tidak bertanggungjawab atas apa program kerja mereka. Mereka sama sekali tidak menganggap kami ada. Mungkin angkatanku di UKM ini menjadi angkatan yang terpuruk.

Waktu malam itu, aku mencoba untuk menanyakan kepada Dedy sang pembimbing itu tentang masa jabatan aku dan teman-teman melalui SMS.

“Mas, kalau boleh tahu. Masa jabatanku dan teman-teman sampai kapan ya mas?” tanyaku karena aku merasa angkatan atas sudah selesai PKLnya.
“Teman-teman tidak perlu memikirkan itu. Secara positif, yang penting setiap aktifitas kita apapun itu, membutuhkan pemimpin.” Jawab dia.
“Iya mas, tapi sampai kapan mas? Soalnya aku sama teman-teman butuh kepastiannya?” aku balas kembali dengan pertanyaan.
“Mau tidak mau, suka tidak suka, dalam waktu yang tidak lama, kepengurusan kan juga sudah harus segera diregenerasikan ke angkatan kamu dan teman-teman.” Dengan balasannya aku bingung, kenapa aku dan teman-teman tidak dikasih tahu Cuma tentang hal itu saja. (SMS balasan dari dia diatas tadi masih aku simpan sampai sekarang).

Aku ingat waktu rapat tentang pembahasan agenda. Di situ ada temanku yang bertanya kepada Dedy tentang kelanjutan program kerja angkatan atas.

“Mas, kalau mereka (angkatan atas) sudah selesai PKLnya, terus proker mereka gimana? Masa tidak ada yang berjalan?” teman ku bertanya kepadanya.
“Ya mereka tinggal ngelanjutin saja kerja dari kalian dan ngejalanin proker mereka.” Jawab dengan santai.
Rasanya pengen ngejitak kepala botaknya. Aku dan teman-teman sudah berusaha sampai sejauh ini, tapi dia malah ngebela angkatan atas yang tidak punya tanggung jawab itu. Jujur, bukan aku saja yang kecewa. Coba bayangin, kami sudah bekerja mengumpulkan, mengaktifkan, merekrut, dan menjalankan. Namun semua itu dengan gampangnya akan dilanjutkan oleh angkatan atas. Aku kasih jempol penuh ludah dariku buat pembimbing dan angkatan itu.

Yang aku heran dari si Dedy. Kenapa setiap rapat dia selalu membanggakan angkatan atas kami. Yang dibilang mereka bisa kerjasama dengan pihak inilah, itulah, inilah, itulah. Yang mereka masih pedulilah sama UKM ini, yang dibilang walaupun sudah lulus mereka masih tetap bisa bantuin di UKM ini. Yaiyalah secara beda orang yang sudah dapat kerja atau belum. Pasti tentunya tahulah ya,  mana yang lebih punya banyak waktu kosong.

Bersambung....

0 komentar :

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Danu Arianto
Hai... Aku memanggil diriku sendiri dengan sebutan DNA. Asalnya sih dari namaku sendiri (D)a(N)u (A)rianto. Walaupun terkesan maksa, tapi lumayan banyak yang inget sama ID-ku ini :D jadi panggil aku DNA... Namaku Danu, kalau kata mamahku. Nama Danu itu diambil dari nama salah satu tokoh peran sandiwara yang dulu masih lewat Radio, namanya Kaman Danu. Mamahku dulu suka sama cerita drama tersebut. Maka pelampiasannya itu lari ke namaku, Danu. :)) Mengapa aku memakai kata Blangkon? Ya mungkin itu jadi pertanyaan tersendiri. Di sini aku juga menjabarkan dikit mengapa aku memilih kata itu. Blangkon itu kan sebenarnya penutup kepala seperti topi, tapi versinya orang-orang Jawa. Nah, berhubungan dengan orang Jawa. Saat aku membuat blog ini, aku sedang berada di DI Yogyakarta. Kan blangkon itu sendiri menjadi ciri khas Jogja. Bentuknya pun unik dan elegan bila dipakai. Oleh karenanya aku memilih nama Blangkon. Blangkon itu penutup kepala pria khas Jawa dan DNA itu asal namaku. Jadi, Blangkon DNA itu cerita ala Danu yang menjadi ciri khas tentang kesehariannya yang unik. :)
Lihat profil lengkapku








Terima Kasih - Thank You - Matur Nuwun